Nutrisains.com – Kadar gula darah tinggi merupakan masalah yang sering dialami oleh para penderita diabetes. Secara medis disebut hiperglikemia, ini berarti di dalam tubuh seseorang terdapat makanan atau glukosa terlalu banyak atau terlalu sedikit insulin. Kenaikan gula darah yang tidak signifikan sesekali umumnya tidak berpotensi menyebabkan masalah serius. Namun, gula darah tinggi dapat menjadi berbahaya jika terjadi lonjakan gula darah yang sangat tinggi atau tetap tinggi untuk jangka waktu yang lama. Maka dari itu, tujuan dari pengobatan diabetes utamanya adalah menjaga kadar gula darah tetap pada batasan aman, yakni 80–130 mg/dL (gula darah puasa), dan kurang dari 180 mg/dL (2 jam setelah makan). Untuk menjaga gula darah tetap normal, penting untuk sebisa mungkin menghindari penyebab-penyebab gula darah tinggi.
Ada berbagai penyebab gula darah tinggi, diantaranya 7 hal berikut ini:
- Suntik insulin yang kurang tepat. Penderita diabetes terkadang mengalami gula darah tinggi padahal belum makan apa pun di pagi hari. Ini umumnya berhubungan dengan hormon yang dilepaskan saat tidur atau karena menyuntikkan insulin terlalu sedikit di malam hari. Penyuntikkan insulin yang kurang tepat akibat masalah pada alat yang digunakan atau menggunakan insulin yang kadaluarsa juga dapat mengurangi keefektifan suntik insulin pada penderita diabetes.
- Terlalu banyak karbohidrat. Karena karbohidrat secara langsung memengaruhi kadar gula darah, penting untuk menjaga porsi dan memilih makanan yang sehat, terutama soal sumber karbohidrat. Sumber karbohidrat sederhana, seperti roti putih dan nasi putih, akan dipecah tubuh menjadi gula darah dalam waktu yang cepat sehingga berpotensi menyebabkan lonjakan gula darah yang bisa berbahaya bagi penderita diabetes. Maka dari itu, penderita diabetes disarankan untuk mengonsumsi sumber karbohidrat kompleks yang kaya serat dan indeks glikemik-nya rendah, khususnya buah dan sayuran. Porsi setiap kali makan juga jangan berlebihan, harus sesuai dengan rencana pola makan yang dianjurkan dokter.
- Kurang aktifitas fisik. Penurunan berat badan yang terjadi setelah dan aktivitas fisik yang cukup disertai pola makan sehat memungkinkan sel-sel otot untuk menggunakan insulin dan gula lebih efisien, sehingga dapat mengendalikan dan menurunkan risiko diabetes. Sebaliknya, kurang aktifitas fisik menyebabkan sel-sel otot kehilangan kepekaannya terhadap insulin, sehingga gula darah menjadi lebih sulit dikendalikan.
- Infeksi atau penyakit. Jatuh sakit juga dapat memicu gula darah tinggi karena hormon yang diproduksi untuk melawan infeksi atau penyakit juga bisa menyebabkan gula darah Ini bisa dialami oleh penderita diabetes maupun non-diabetes.
- Stres. Stres dapat menjadi biang penyakit bagi siapa saja. Tak hanya penderita diabetes, orang-orang yang tidak memiliki diabetes pun dapat mengalami gula darah tinggi ketika mengalami stres berkepanjangan atau tidak bisa dikendalikan. Seiring waktu, kadar gula darah yang sering tinggi dapat membuat seseorang menjadi sangat rentan diabetes.
- Kurang tidur. Sejumlah penelitian melaporkan bahwa orang yang sering kurang tidur memiliki kerentanan lebih tinggi terhadap diabetes dan penyakit jantung. Tidur telah diteliti dapat memengaruhi kadar gula darah dan pengendalian gula darah dapat memengaruhi kualitas tidur. Sering kurang tidur mengarah pada stres kronis. Semakin stres bertambah, kadar gula darah pun semakin tinggi. Ketika kadar gula darah tinggi, ginjal akan mencoba mengeluarkan gula darah yang berlebihan tersebut melalui urin, sehingga pola tidur Anda pun menjadi terganggu karena sering bangun untuk ke kamar mandi sepanjang malam.
- Kandungan nikotin dalam rokok tembakau dikaitkan dengan peningkatan lemak perut, yang mengganggu efektivitas insulin. Hal ini menyebabkan tubuh membutuhkan lebih banyak insulin agar gula darah tetap terkontrol. Namun, jika tubuh tidak dapat memenuhi kenaikan insulin ini, kadar glukosa darah akan tetap pada kadar yang tinggi, dan perlahan berkembang menjadi prediabetes dan diabetes.
There are no comments yet