Nutrisains.com – Kandungan zat besi di dalam tubuh anak harus diperhatikan dengan seksama. Pasalnya, kekurangan zat besi berdampak buruk pada kecerdasan, perilaku dan kemampuan motorik anak. Jadi, bila ingin anak Anda makin pintar maka berikan ia asupan zat besi yang cukup.
Mengapa zat besi penting bagi anak? Sekitar 70% zat besi dalam tubuh yang terwujud dalam hemoglobin, bertanggung jawab atas transportasi oksigen dan cadangan makanan pada semua sel melalui darah. Zat besi dalam tubuh terbagi menjadi dua bagian yaitu zat besi yang berperan dalam metabolisme dan fungsi enzim serta zat besi sebagai cadangan tubuh yang digunakan untuk cadangan makanan dan transportasi dalam tubuh.
Diperkirakan, dua per tiga dari zat besi yang ada di dalam tubuh berperan dalam proses fungsional tubuh. Selain berfungsi dalam transportasi oksigen dan cadangan makanan, zat besi dalam tubuh juga dibutuhkan dalam proses pertumbuhan. Zat besi dibutuhkan dalam jumlah yang lebih besar ketika proses pertumbuhan berlangsung dengan cepat, yaitu ketika bayi dan remaja.
Oleh karena itu, kekurangan zat besi dapat mengganggu pertumbuhan anak. Ketika usia balita, anak membutuhkan asupan makanan yang mengandung berbagai macam zat gizi untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangannya. Salah satu zat gizi yang cukup penting pada masa ini adalah zat besi.
Tidak jarang balita mengalami kekurangan zat besi akibat pola asuh yang salah atau bahkan karena ada komplikasi saat kehamilan. Kekurangan zat besi pada anak balita dapat menimbulkan masalah yang serius untuk proses tumbuh kembangnya kelak. Memenuhi asupan zat besi pada anak harus dilakukan dengan tepat. Nah, berikut adalah beberapa caranya:
- Konsumsi makanan kaya zat besi dua kali sehari
Pastikan dalam Makanan Pendamping ASI (MPASI) bayi dan makanan balita terdapat makanan yang kaya akan zat besi. Beberapa makanan yang tinggi zat besi itu di antaranya hati ayam, hati sapi, bayam, daging sapi cincang dan brokoli.
- Perbanyak asupan makanan yang kaya vitamin C
Vitamin C dapat meningkatkan absorpsi zat besi dari serealia dan sayuran sebanyak dua kali lipat sehingga lebih banyak zat besi yang dapat diserap oleh saluran cerna. Oleh karena itu, masaklah makanan yang mengandung tinggi zat besi bersama-sama dengan sumber vitamin C, seperti jeruk, jeruk limau, stroberi, brokoli dan paprika.
- Hindari memberi susu dan teh saat waktu makan utama
Ternyata, kandungan kalsium yang tinggi pada susu dapat menghambat penyerapan zat besi lho. Hal itu disebabkan penyerapan kalsium berkompetisi dengan penyerapan zat besi. Teh juga mengandung zat yang menghambat absorpsi zat besi. Jadi, sebaiknya susu diminum di luar waktu makan utama, demikian pula dengan teh.
There are no comments yet