Nutrisains.com – Rematik dan radang sendi merupakan dua penyakit yang berbeda. Namun tidak sedikit yang menganggap bahwa kedua penyakit ini adalah sama. Lantas, di mana letak perbedaannya?
Radang sendi dan rematik sama-sama penyakit yang disebabkan oleh peradangan pada sendi (arthritis) dan memiliki beberapa gejala yang sama, yaitu rasa sakit dan ngilu di bagian persendian. Namun, dua kondisi penyakit radang sendi dan rematik benar-benar berbeda. Radang sendi sendiri disebut dengan osteoarthritis (OA). Osteoartritis merupakan suatu gangguan degeneratif, di mana tulang rawan di antara dua sendi terkikis habis akibat berbagai hal, yang menyebabkan dua tulang bergesekan satu sama lainnya dan menyebabkan timbulnya nyeri sendi, kaku sendi, peradangan sendi, terbatasnya pergerakan sendi setelah suatu aktivitas fisik, dan nyeri sendi di penghujung hari.
Radang sendi merupakan penyakit yang biasanya diderita oleh orang-orang yang sudah berumur atau dikarenakan kecelakaan. Usia yang semakin lanjut menggerogoti tulang rawan yang melindungi ujung-ujung persendian. Sehingga, kedua tulang saling bergesekkan dan menimbulkan rasa sakit.
Rasa sakit tersebut kemudian menyebabkan penderitanya memiliki pergerakan terbatas, pada persendian di dengkul. pinggul, atau bahu. Bahkan, rasa sakit pada radang sendi akan semakin terasa semakin parah setelah melakukan olahraga dan memberikan tekanan pada sendi. Terkadang terdengar gemertak pada tulang ketika sendi yang terserang digerakkan.
Sementara itu, penyakit rematik, yang disebut sebagai rheumatoid arthritis merupakan penyakit autoimun, atau sistem kekebalan tubuh yang menyerang balik tubuh, terutama pada bagian membrane synovial dan pelumas persendian. Autoimun tersebut menyerang pelumas yang ada di persendian sehingga menyebabkan peradangan. Peradangan tersebutlah yang kemudian menyebabkan adanya rasa sakit.
Berbeda dengan radang sendi, penderita rematik tidak hanya merasakan sakit pada persendian seperti pada jari, kaki, pergelangan, tetapi juga demam, rasa sakit pada bagian dada pada saat bernapas, mengalami mata dan mulut yang kering, kesemutan, pusing, gangguan tidur, hingga kelelahan yang berlebihan. Biasanya, penderita rematik merasakan kekakuan pada persendian lebih dari satu jam, serta merasakan sakit pada kedua sisi tubuh.
Penyakit ini biasanya berkembang selama beberapa minggu. Namun, pada beberapa kasus, rematik bahkan dapat berkembang jauh dalam hitungan hari. Rematik tidak hanya menyerang orang berusia lanjut, tetapi yang berusia 30-50 tahun, meskipun tidak menutup kemungkinan rematik menyerang orang-orang berusia di bawah 30 tahun. Penyakit rematik sendiri tidak dapat diprediksi. Terkadang gejala tersebut muncul dan hilang sendirinya.
There are no comments yet