Nutrisains.com – Kadar gula darah yang tinggi (hiperglikemia) dapat menyebabkan diabetes. Selain diabetes itu sendiri, kondisi tersebut perlahan dapat merusak berbagai pembuluh darah di tubuh secara progresif, yang pada gilirannya menimbulkan komplikasi-komplikasi diabetes yang serius. Dampak jangka panjang dari kerusakan pembuluh darah tersebut antara lain menurunkan kepekaan saraf pada kaki, menurunkan fungsi penglihatan dan ginjal, serta meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke. Di lain sisi, kadar gula darah yang rendah (hipoglikemia) dapat menyebabkan kebingungan dan kehilangan kesadaran, dan bahkan berpotensi mengancam jiwa. Maka dari itu, menjaga kadar gula darah dalam tubuh tetap dalam rentang yang normal sangatlah penting.
Bagi penderita diabetes, pemeriksaan gula darah sangat penting untuk mengendalikan kondisi guna meminimalisir risiko komplikasi. Sedangkan, pada orang yang bukan penderita diabetes, pemeriksaan gula darah sama pentingnya sebagai salah satu bentuk pencegahan dan deteksi dini prediabetes. Normal tidaknya kadar gula darah Anda dapat diketahui melalui pemeriksaan gula darah di pusat medis terdekat.
Kadar gula darah dalam tubuh bersifat dinamik. Dengan kata lain, kadarnya berubah-ubah sepanjang hari, bergantung pada apa dan seberapa banyak Anda makan serta berapa lama sejak waktu makan terakhir. Tingkat aktivitas, stres, atau menderita infeksi juga dapat memengaruhi kadar gula darah dalam tubuh.. Secara umum, kadar gula darah dalam tubuh yang dianggap normal pada seseorang yang tidak menderita diabetes adalah:
- Kadar gula darah puasa (setelah tidur malam dan sebelum sarapan, sekitar 8 jam) 70-100 mg/dL (milligrams per deciliter).
- Kadar gula darah postprandial (2 jam setelah makan) kurang dari 140 mg/dL.
Sedangkan pada penderita diabetes, kadar gula darah puasa harus dijaga pada level 80–130 mg/dL, dan 1-2 jam pada level kurang dari 180 mg/dL.
Pada orang yang tidak menderita diabetes, hasil pengukuran gula darah pada level di atas normal dapat mengindikasikan prediabetes atau bahkan diabetes. Prediabetes didiagnosis ketika gula darah puasa lebih tinggi dari kisaran normal, antara 100-125 mg/dL. Sedangkan diabetes umumnya didiagnosis ketika gula darah puasa lebih tinggi dari 126 mg/dL.
Para pakar kesehatan merekomendasikan pemeriksaan gula darah secara rutin minimal 3 tahun sekali mulai usia 45 tahun, selain dengan menerapkan pola makan sehat dan aktivitas fisik yang cukup guna mencegah diabetes. Jika Anda memiliki faktor risiko diabetes, seperti kelebihan berat badan, memiliki riwayat keluarga diabetes, dan gaya hidup kurang aktif, pemeriksaan gula darah sebaiknya dimulai pada usia lebih awal. Jika hasil pemeriksaan menunjukkan prediabetes, dokter mungkin menjadwalkan pemeriksaan gula darah lebih sering, yakni 1 tahun sekali.
There are no comments yet