Nutrisains.com – Kulit adalah bagian yang paling mudah terpapar dengan berbagai zat asing. Itulah sebabnya bagian tubuh ini perlu perhatian ekstra dalam merawat kebersihan dan kesehatannya. Sayangnya, seorang wanita cenderung lebih peduli dengan kulit wajah, tangan dan kaki. Padahal, kulit di area vagina juga harus sangat di perhatikan, kenapa masalah kulit seperti iritasi bukan hanya terjadi pada kulit wajah atau tangan saja.
Kulit area kewanitaan yang tidak terekspos juga bisa mengalami gatal dan iritasi. Kulit area vagina lebih sensitif dibandingkan dengan kulit di area tubuh lainnnya. Semua kulit memiliki lapisan horny cell atau dikenal juga dengan lapisan tanduk (stratum corneum). Lapisan terluar pada kulit ini, bertanggung jawab untuk melindungi kulit dari masuknya zat asing ke lapisan kulit bagian dalam. Iritasi miss v sangat mungkin dialami perempuan ketika menstruasi.
Hal ini terjadi karena area kulit di sekitar miss vterkategori sangat sensitif dan sangat tipis. Selain itu, pemakaian pembalut yang tidak tepat jenis pembalut yang memiliki permukaan menutup erat kulit hingga tak ada aliran udara, dapat memicu terjadinya lembap dan menyebabkan iritasi miss v. Kondisi ini dapat terjadi karena gesekan permukaan pembalut dengan permukaan kulit miss v yang lembap, berulang-ulang terjadi ketika kita bergerak.
Di sisi lain, kondisi permukaan kulit yang lembap, basah karena paparan cairan menstruasi menyebabkan kulit miss v yang sangat tipis itu, mudah mengalami iritasi. Umumnya hal ini terjadi tanpa disadari, karena tidak jeli mengenali gejala terjadinya iritasi miss v. Berikut tanda iritasi pada vagina paling umum yang dialami saat iritasi vagina terjadi:
- Gatal
Gejala iritasi vagina yang paling umum adalah gatal yang tidak tertahankan di permukaan kulit. Ingat, hindari menggaruk, karena kulit vagina sangat tipis dan lembap akan menyebabkan luka terbuka jika digaruk terus-menerus. Luka terbuka akan memicu infeksi dan peradangan. Gatal pada kemaluan wanita memang sering terjadi.
Untungnya, ini bukanlah kondisi serius yang patut dicemaskan. Para wanita pun dapat mengatasi keluhan gatal pada kemaluannya dengan mudah di rumah. Penyebab gatal pada kemaluan wanita bermacam-macam, bisa karena infeksi bakteri atau jamur, eksim, atau akibat penggunaan produk berbahan keras yang kemudian mengiritasi vulva (bibir vagina).
- Radang
Gejala utama radang adalah perubahan kulit vagina yang terlihat berubah warna menjadi kemerahan, bengkak dan nyeri ketika disentuh.
3. Keputihan
Iritasi vagina memicu produksi cairan vagina berlebihan sehingga area miss v sangat lembap. Biasanya disertai perubahan warna dan beraroma busuk. Aroma inilah yang menyebabkan vagina berbau tak sedap.
4. Nyeri buang air kecil
Luka terbuka akibat menggaruk vagina saat gatal dapat menyebabkan rasa nyeri atau panas ketika buang air kecil, karena urin melewati jaringan kulit yang luka.
- Kulit kemerahan dan membengkak
Kulit vagina kemerahan bisa jadi tanda iritasi. Kondisi ini bisa terjadi lebih awal sebelum atau bersamaan dengan rasa gatal. Rasa gatal yang parah, membuat seseorang terus menggaruk atau menggesekan kulit. Bukan hanya kemerahan pada kulit yang semakin terlihat, kulit juga akan membengkak.
There are no comments yet