Nutrisains.com – Kesehatan gigi yang tidak terawat di masa kanak-kanak dapat mengakibatkan hilangnya beberapa gigi saat dewasa. Semua gigi susu anak akan tumbuh antara usia enam bulan hingga tiga tahun. Di usia enam tahun, gigi susu tersebut akan tergantikan secara alami oleh gigi permanen. Anak-anak termasuk yang paling rentan terkena infeksi dan masalah gigi, seperti gigi berlubang. Hal ini karena mereka cenderung menyukai makanan dan minuman manis. Bila kebersihan gigi juga tidak terjaga, maka risiko kerusakan gigi tanggal pun semakin tinggi.
Gigi yang terlihat hitam dan terkikis adalah salah satu tanda gigi berlubang. Awalnya, terdapat bercak-bercak putih keruh pada gigi. Bila dibiarkan, perlahan terbentuk lubang dengan warna kekuningan, cokelat atau kehitaman. Semakin lama, struktur gigi akan semakin rusak dan bisa disertai rasa sakit dan bengkak pada gusi. Anak tidak akan bisa bebas melakukan aktivitasnya, mulai dari makan, bermain hingga belajar, jika mengalami saki gigi. Hal ini secara tidak langsung memengaruhi perkembangan anak secara keseluruhan.
Sebelum anak mengalami sakit gigi karena gigi berlubang, sebaiknya segera pencegahan, dengan cara:
- Sikat gigi dua kali sehari. Biasakan anak untuk menggosok gigi minimal dua kali sehari, setelah sarapan dan sebelum tidur malam. Saat bayi sudah tumbuh gigi, orangtua bisa membersihkannya dengan kain halus atau kain kasa. Usia 3-4 tahun, anak bisa mulai dibiasakan menyikat gigi dengan bantuan orangtua hingga usia 6-7 tahun. Dalam penggunaan pasta gigi, sebaiknya batasi penggunaan pasta gigi yang mengandung fluoride karena penggunaan berlebihan dikhawatirkan berdampak kurang baik bagi anak-anak.
- Jangan membiasakan anak tidur sambil menghisap botol. Banyak ibu yang menidurkan anaknya dengan botol susu formula. Padahal, hal ini dapat memengaruhi kesehatan giginya. Anak sebaiknya juga mulai dibiasakan untuk berhenti menghisap jempol atau dot, karena dikhawatirkan akan mengganggu pertumbuhan giginya, terutama bila anak sudah berusia 4 tahun.
- Mengonsumsi makanan sehat. Makanan memang sangat berkontribusi terhadap masalah gigi berlubang. Akan tetaapi, makanan juga bisa membuat gigi dan gusi makin sehat terawat. Mengonsumsi makanan sehat dengan gizi seimbang sangat penting untuk menjaga kesehatan dan kekuatan gigi. Ini bisa dilakukan dengan meningkatkan konsumsi buah dan sayur segar. Secara khusus, gigi yang kuat membutuhkan nutrisi, seperti kalsium yang asupannya dapat diperoleh dari susu, brokoli, dan yoghurt.
- Mencukupi kebutuhan cairan. Dampak kurang minum juga merugikan kesehatan gigi. Pasalnya, air merupakan komponen yang berperan dalam produksi saliva (air ludah) di dalam mulut. Saliva itu sendiri merupakan penunjang kinerja mulut untuk mengunyah makanan. Selain itu, saliva juga membersihkan sisa-sisa di dalam mulut sehingga memperkecil peluang bakteri untuk membentuk asam plak di gigi dan gusi.
- Pemeriksaan gigi secara teratur. Di usia setahun di mana gigi anak mulai tumbuh, orangtua sudah harus membiasakan pemeriksaan gigi professional untuk anak. Ini penting guna mencegah dan mendeteksi kerusakan gigi sedini mungkin. Agar anak tidak ketakutan saat diajak ke dokter gigi, jadwalkan waktu kunjungan Anda ke dokter gigi di saat-saat anak sedang dalam kondisi terbaiknya. Orang tua juga bisa menceritakan hal-hal positif tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi. Misal, anak bisa diberitahu kalau giginya tidak diperiksa dan dibiarkan tidak terawat, ia tidak akan bisa menikmati makanan favoritnya. Agar anak semangat ke dokter gigi, orangtua bisa memilih dokter gigi spesialis anak, karena peralatan dan desain interior ruangan umumnya didesain agar menarik dan membuat anak lebih nyaman.
There are no comments yet