Nutrisains.com- Diare merupakan salah satu masalah pencernaan yang umum dialami anak-anak. Penyebabnya bermacam-macam, mulai dari infeksi karena jajan sembarangan, efek samping obat-obatan, atau intoleransi laktosa karena minum susu sapi. Karena diare, anak bisa mengalami penurunan nafsu makan, demam, lesu, atau bahkan dehidrasi jika diare berlangsung lama. Oleh karenanya, guna mencegah dehidrasi, orangtua perlu segera memberi penanganan ketika anaknya menunjukkan gejala diarea.
Diare pada anak-anak biasanya membaik tanpa pengobatan dalam waktu lima hingga tujuh hari, dan jarang sekali berkelanjutan lebih dari dua minggu. Meski begitu, tentunya kita tak tega melihat anak tidak nyaman karena diare yang dideritanya. Untuk meringankan gejala dan mempercepat penyembuhan, berikut adalah beberapa cara rumahan untuk menangani diare pada anak:
Minum banyak cairan
Frekuensi buang air besar yang meningkat karena diare membuat banyak cairan tubuh yang terbuang. Apalagi jika anak juga sering muntah. Oleh karenanya, penting untuk minum banyak cairan guna mencegah dehidrasi. Berilah anak seteguk air putih dalam frekuensi sering. Disarankan pula untuk minum larutan oralit guna mengisi kembali kadar elektrolit tubuh yang hilang. Anda bisa membuat oralit sendiri di rumah dengan melarutkan satu sendok gula dan seperempat sendok garam dalam 200ml air hangat. Untuk anak usia 2-9 tahun, per 24 jam diberi 1 liter oralit diberikan secara bertahap setelah buang air besar. Sedangkan untuk anak yang berusia di atas 10 tahun, dosisnya 2-3 liter oralit per 24 jam. Oralit diberikan minimal sejak empat jam pertama setelah “serangan” diare pertama.
Menjaga asupan makanan
Ada beberapa makanan yang sebaiknya dihindari ketika diare. Diantaranya susu, makanan berlemak, makanan berbumbu tajam, dan makanan tinggi serat. Penderita diare disarankan untuk menerapkan diet BRAT, yakni Banana (pisang), Rice (nasi), Apple sauce (saus apel), dan Toast (roti bakar). Empat jenis makanan tersebut membantu meringankan kerja perut, terutama bila diare anak juga disertai perut kram.
Konsumsi probiotik
Susu dan produk turunannya memang sebaiknya dihindari ketika diare, kecuali yoghurt. Mengapa? Yoghurt kaya akan kandungan probiotik. Menurut penelitian, probiotik membantu mengembalikan keseimbangan flora usus yang sehat dengan meningkatkan jumlah bakteri baik dalam sistem pencernaan.
Jika cara di atas tak banyak membantu, ketimbang memberi anak sembarang obat, lebih baik diperiksakan ke dokter. Diare pada anak memerlukan penanganan medis segera jika anak menunjukkan tanda-tanda dehidrasi (mulut kering, frekuensi buang air kecil menurun, atau warna urin pekat), demam tinggi lebih dari 39 C, feses berwarna hitam, atau buang air besar disertai darah.
There are no comments yet