Nutrisains.com – Gigi permanen anak yang kuat dan sehat bergantung pada kebiasaan di tahun-tahun pertama kehidupannya. Menurut beberapa penelitian, anak-anak dengan pola makan yang buruk dan kebiasaan menyikat gigi yang buruk selama dua tahun pertama kehidupannya lebih berisiko mengalami kerusakan pada gigi permanennya kelak. Gigi primer (gigi susu) merupakan fondasi untuk pertumbuhan gigi permanen. Jika gigi primer tanggal lebih cepat karena rusak atau infeksi, gigi permanen mungkin tidak punya cukup ruang untuk tumbuh dengan benar. Dengan demikian, penting bagi orangtua untuk mengedukasi anak pentingnya menjaga kebersihan mulut sehingga anak terbiasa untuk menyikat gigi secara teratur sejak dini.
Sebelum gigi susu bayi benar-benar tumbuh, orangtua disarankan untuk rutin membersihkan gusi bayi. Setelah bayi menyusu, ibu dapat membersihkan gusi bayi dengan kain lembut atau kasa steril yang dililitkan pada telunjuk, lalu digosokkan secara lembut dan perlahan pada gusi bayi. Setelah gigi susunya muncul, orangtua bisa mulai memperkenalkan sikat gigi. Pilih sikat gigi khusus bayi yang berbahan sangat lembut. Sikat gigi hanya perlu dibasahi dengan air hangat tanpa pasta gigi. Karena di usia ini, anak belum bisa berkumur dan meludah dengan baik.
Menginjak usia dua tahun, anak sebaiknya mulai dibiasakan untuk menyikat gigi secara teratur dua kali sehari. Anda juga bisa mulai memperkenalkan bagaimana cara menyikat gigi menggunakan pasta gigi. Pilihlah pasta gigi khusus anak, dan cukup berikan sebesar kacang polong. Hal guna meminimalisir risiko anak menelan pasta gigi. Meskipun didesain khusus anak, tetap saja pasta gigi anak mengandung bahan kimia yang bisa membahayakan jika tertelan.
Dalam mengedukasi anak mengenai kebersihan gigi, orangtua harus kreatif dan dibutuhkan motivasi yang menyenangkan agar anak merasa bahwa menyikat gigi adalah kegiatan menyenangkan. Dengan demikian, di usia 3 tahun di mana anak biasanya ingin melakukan segala hal sendiri, anak sudah bisa menyikat giginya sendiri.
Hindari kata-kata mengancam ketika anak enggan diajak menyikat gigi. Ketimbang menakut-nakuti anak, orangtua dapat menerapkan metode role-modeling, yaitu dengan memberikan contoh langsung. Misalnya, dengan mengajak anak menyikat gigi bersama-sama. Di sela-sela ketika menyikat gigi bersama, orangtua dapat memberikan pemahaman pentingnya menyikat gigi dan bagaimana cara menyikat gigi yang benar melalui obrolan-obrolan menyenangkan. Dengan demikian, saat anak berusia 6 tahun di mana fungsi motorik dan mentalnya semakin matang, ia pun menjadi sudah terbiasa menyikat gigi sendiri dengan teknik yang tepat.
Selain rutin menggosok gigi, diet juga berperan penting dalam pembentukan gigi yang kuat. Jumlah dan frekuensi gula pada anak harus diperhatikan. Sebisa mungkin, kurangi memberi anak kudapan makanan tinggi gula di sela-sela waktu makannya, terutama ketika sore dan malam hari. Pemeriksaan gigi anak ke dokter gigi secara rutin setiap 6 bulan juga jangan sampai terlewatkan.
There are no comments yet