Nutrisains.com – Arthritis atau yang juga disebut radang sendi adalah suatu penyakit yang mengakibatkan terjadinya inflamasi pada sendi. Gejala umum yang biasanya muncul berupa bengkak, rasa sakit, kemerahan, hingga panas pada sendi. Lantas apa saja yang bisa menyebabkan terjadinya radang sendi?
Penyebab umum terjadinya radang sendi
Radang sendi bisa diakibatkan oleh berbagai faktor. Penyebab radang sendri yang paling umum adalah peningkatan usia, obesitas, trauma akibat kecelakaan, hingga riwayat kesehatan keluarga. Gaya hidup tidak sehat seperti mengkonsumsi minum-minuman beralkohol juga turut menyebabkan penyakit radang sendi.
Gejala umum radang sendi
Seseorang dianjurkan untuk segera memeriksakan diri ke dokter apabila mengalami gejala-gejala radang sendi. Tanda-tanda yang umumnya terjadi adalah nyeri pada sendi, bengkak, memerah pada kulit, hingga munculnya rasa sakit.
Guna memastikan kondisi tersebut, pertama dokter akan memeriksa fisik pasien terlebih dahulu. Misalnya saja mengamati munculnya pembengkakan atau kemampuan pasien ketika menggerakkan sendi. Dari pemeriksaan ini dokter akan membuat kesimpulan sementara.
Apabila pasien dicurigai mengalami radang sendi, maka pemeriksaan selanjutnya akan memasuki ranah laboratorium. Pasien biasanya diminta untuk melakukan pengecekan darah, urine, hingga cairan sendi guna menguatkan diagnosa medis.
Pemeriksaan gejala radang sendi
Pemeriksaan pada radang sendi bisa dilakukan secara bervariasi, tergantung pada jenis peradangan yang dialami pasien. Selain memanfaatkan analisis cairan pada laboratorium, diagnosis radang sendi juga dapat dilakukan memakai metode pencitraan.
Pengobatan pada pasien radang sendi
Pengobatan pada radang sendi yang direkomendasikan oleh dokter tergantung tingkat keparahan dan jenis radang sendi tersebut. Selain bertujuan meringankan gejala, pengobatan juga memiliki tujuan meningkatkan kembali fungsi pada sendi.
Guna mengatasi rasa sakit pasien biasanya diberikan obat-obatan antiinflamasi nonsteroid, analgesik, serta salep yang memiliki kandungan capsaicin dan menthol untuk dioleskan. Pemakaiannya akan disesuaikan dengan aturan yang sudah diresepkan dokter.
Dalam menangani radang sendi yang disebabkan serangan sistem kekebalan tubuh, dokter biasanya meresepkan kategori obat disease-modifying antirheumatic drugs (DMARD) seperti methotrexate atau hydroxychlorquine.
Bersamaan dengan pengonsumsian DMARD, akan diberikan obat lain seperti infliximab atau etanercept. Dokter juga dapat memberikan obat-obatan kategori kortikosteroid, seperti prednisone atau cortisone untuk mengatasi nyeri pada sendi.
Selain mengonsumsi obat, terapi fisik juga bisa direkomendasikan oleh dokter. Tujuannya untuk memperkuat otot di sekitar sendi, sekaligus meningkatkan kemampuan gerak sendi. Proses pengobatan apabila dijalani secara maksimal, dapat memperbaiki radang sendi hingga kembali normal.
Mengatasi radang sendi yang sudah tergolong parah
Gejala radang sendi apabila sudah parah, maka dokter kemungkinannya akan menyarankan pasien untuk menjalani operasi. Beberapa bentuk operasi yang dapat dilakukan seperti arthodesis atau penyatuan sendi, osteotomy atau pemotongan tulang, hingga arthroplasty atau penggantian sendi.
There are no comments yet