Nutrisains.com – Keteladanan orangtua, khususnya ibu merupakan bagian terpenting dalam membentuk karakter anak dan juga karakter keluarga. Pasalnya, waktu kebersamaan ibu dengan anak lebih banyak dibandingkan dengan ayah, dimulai sejak anak masih berada di dalam kandungan.
Awal usia tumbuh-kembang seorang anak, baik secara fisik maupun emosional, tidak bisa dilepaskan dari peran seorang ibu. Ibu selalu berada di sana untuk memastikan semuanya berada pada jalur.
Tak heran bila tercipta hubungan kedekatan yang intim, hubungan timbal-balik, dan kebersamaan secara emosi serta fisik yang terbentuk sejak kehamilan dan sepanjang masa. Tidak usah heran bila karakter anak dipengaruhi ibu.
Dalam sebuah penelitian membuktikan bahwa, perhatian, kasih sayang, dan cinta yang diberikan seorang ibu sangat mempengaruhi karakter seorang anak. Sebagai contoh, seorang anak yang rebellious, pencandu narkoba, serta gemar berkelahi, ternyata dibesarkan oleh ibu yang kurang peduli pada tumbuh kembang anaknya.
Ini bukan soal kuantitas waktu, tapi lebih ke kualitas hubungan yang dibangun ternyata buruk. Jadilah anak tumbuh dengan karakter yang bertentangan dengan norma-norma sosial, agama, dan keluarga.
Dalam membentuk kemandirian, misal, ibulah yang memotivasi anak untuk merapikan mainan sendiri tiap usai bermain. Ibu pula yang mendorong anak untuk belajar makan sendiri dan mencari sendiri barangnya yang hilang. Kemandirian ini akhirnya terwujud dan menetap setelah melalui pembiasaan-pembiasaan seperti ini.
Juga dalam menumbuhkan keberanian anak, ibulah yang paling berperan memotivasi anak untuk segera bangun ketika terjatuh saat belajar berjalan, melatih anak bergaya di depan cermin agar berani tampil di depan kelas, atau terus membimbing dan memberikan dorongan ketika anak cemas menghadapi ujian sekolah atau ujian hidup.
Dalam sehari, bisa terjadi puluhan kali tindakan anak yang akan berperan menumbuhkan keberaniannya. Sekali lagi, peran ibulah yang mengarahkan tindakan-tindakan tersebut
Seorang ibu perlu menyadari bahwa ada saatnya mereka bersikap tegas, namun ada saatnya pula mereka bersikap luwes atau fleksibel agar anak tidak segan untuk mencurahkan keluh kesah permasalahan.
Seorang ibu tak perlu memarahi atau memukul anak ketika mereka berbuat salah. Ia cukup memberikan peraturan yang telah disepakati bersama anak serta hukuman apa yang akan dijatuhkan ketika anak melanggar peraturan yang telah disepakatinya itu. Ini akan membuat anak belajar bertanggung jawab atas perbuatannya, serta tahu dimana letak kesalahannya dan merasa tak patut untuk mengulanginya lagi.
Tak kalah penting, setiap anak itu istimewa dan memiliki keunikan masing-masing. Bahkan, anak-anak dapat tumbuh dan menjadi orang yang sama sekali berbeda dengan orang tuanya. Untuk itu, seorang tidak dapat menyamakan antara anak yang satu dengan yang lainnya, apalagi menyamakan dengan orang tuanya. Hargailah dan pahamilah setiap potensi dan karakter unik yang dimiliki oleh setiap anak.
There are no comments yet